Rindukah,
Kamu ?
Hujan…
Siang hari itu lagi-lagi aku teringat senyum
manisnya—senyuman seseorang yang dulu selalu menghiasi relung hatiku yang
paling dalam. Dia, dulu hanya dia yang selalu aku puja, tak peduli apapun yang
dikatakan orang lain tentangnya, aku tetap percaya kepadanya.
Suatu hari aku menemukan sebuah kejanggalan dari
sikapnya, namun aku tak pernah mempermasalahkan itu karna ku fikir dia hanya
ada sedikit masalah dengan harinya, dan aku bisa mengontrol perasa’anku itu. Tak pernah
terlintas difikiran ku bahwa dia akan mencari sosok kekasih idaman lain selain
aku. Karna setahuku, dia hanya mencintai aku sebagaimana yg sering dikatakannya
kepadaku disetiap hendak menutup telepon.
Selang beberapa waktu, kejanggalan itu muncul lagi—dan
kali ini lebih kuat seiring dengan terdengarnya nama seorang gadis yang ku
kenal—lebih tepatnya dia teman ku. Aku memberanikan diri bertanya dan hanya
dapat jawaban darinya “kita hanya berteman.”
Oke, aku maklumi itu karna kekasihku ini memang mudah akrab dengan siapa saja
terutama wanita itu—yang nyatanya adalah temanku.
Aku
percaya kamu, bahwa kamu hanya mencintai aku dan hanya ada aku didalam hati mu.
Itu
yang selalu aku ingatkan kepada hati ku ketika aku ragu padanya. Aku mencintainya
dan hanya dia. Selalu seperti itu dan terus begitu.
Dan itu dulu, namun kini tak ada lagi suara yang
selalu memanggilku dengan sebutan khususnya. Tak ada lagi telepon yang selalu
mengingatkanku untuk beribadah. Tak ada lagi dia yang selalu mengatakan Tiamo kepadaku disetiap telepon atau
message-nya.
Tuhan…
Rindukah dia kepadaku ?
Bahagiakah dia bersama kekasihnya saat ini ?
Bolehkah aku menaruh rasa rindu ini lagi kepadanya ?
Sayang, bisakah aku menemuimu lagi saat ini ?
Aku tau itu tidak mungkin, aku tau aku tak akan
mampu mencapaimu. Karna aku tak akan pulang ketempat dimana kita melukis
kenangan indah dan mengukir luka ini. Aku ingin mengubur semua cerita kita, dan
memulai lembaran baru dengan cerita baru yang akan lebih indah dibandingkan
cerita kita dulu.
Mandomai, 26 Desember 2013
Mizuki Ackerman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar